} -->

22

Jumat, 30 Maret 2012

Restumu Ibu

Udah! Kalau masalah berpakaian, Ibu gak pernah akur sama kamu!! Brakk!!! Ibu membanting pintu kamarnya setelah memperlihatkan seuntai bening jatuh dari matanya. Astaghfirullahaladziim… Betapa teganya diriku. Mengapa suaraku tiba-tiba ikut meninggi? Apa daya, emosi tengah menguasaiku. Aku hanya mampu diam, menahan amarah atas ketidakpahaman Ibu tentang apa yang kuanggap benar dan atas ketidakmampuanku menyampaikan kebenaran itu. Yah, Ibu membelikanku sebuah kaos berwarna putih tulang, lengan panjang, dan modis. Manis sekali, aku pun menyukainya. Tetapi, saat aku memakainya dan ia begitu ketat di badanku, aku urung memilikinya. Sudah beberapa kali hal ini terjadi. Sungguh aku tidak tega membayangkan perasaan Ibu kala memilih baju-baju itu untuk anak perempuan satu-satunya.

Ibu Cuma ingin kamu seperti anak-anak lain, berjilbab yang rapi tapi modis. Coba lihat! Mba Maya juga rajin ngaji, cerdas, dan bacaan Qur’annya bagus. Tapi pake jilbabnya juga modis kok!! Mba Kiki tuh! Cantik berpakaiannya, tidak seperti emak-emak!! Suatu saat Ibu membandingkanku dengan keponakannya yang lain. Oh, aku hanya bisa menahan gelora dalam hatiku. Ya Allah, kenapa harus Mba Maya? Mba Kiki? Yang Ibu ingin aku jadikan panutan? Kenapa bukan Fatimah? Aisyah? Atau Ibunda Khadijah?

Selalu itu yang aku curhatkan kepada murabbiyahku ketika kembali dari liburan di rumah. Semenjak kuliah dan mengenal teman-teman di LDK, aku memang berubah. Jilbabku menjadi lebih panjang dan konsisten. Dulu, aku berjilbab karena memang terbiasa. Sekolah dasar di MI yang mewajibkan siswinya berjilbab dan itu terbawa hingga aku SMA. Hanya saja, aku mengenakan jilbab saat ke sekolah. Ketika pergi keluar, aku menanggalkannya.

“Istiqamah ya dek, wajar jika orang tua mengkhawatirkan perubahan pada anaknya. Apalagi sekarang marak terjadi fitnah bagi jilbaber, dikira aliran sesat dan sebagainya. Hal terpenting adalah bagaimana perubahan zahir kita dibarengi dengan perilaku yang bertambah baik. Kita memang harus berkorban lebih. Lebih awal bangunnya supaya bisa bantu-bantu lebih rajin. Lebih santun lagi bicaranya, dan lebih patuh selama bukan untuk maksiat.” Pesan Mba Hanin.

“Syukran ya Mba.” Kataku sambil tersenyum. Lega rasanya jika telah mendengar taujih dari Mba Hanin, apalagi solusi beliau kongkret sekali. Aku harus menunjukkan indahnya Islam lewat perilaku ku. Bukankah dakwah yang ampuh adalah dengan teladan? Bukankah dakwah lebih utama kepada orang-orang terdekat? Kepada keluarga?

Sekarang adalah liburan semester kelima. Besok Aku mudik lagi ke rumah. Setelah halaqah ditutup, aku memboncengi Fitri menuju asrama mahasiswi. Fitri adalah sahabatku semenjak semester awal kuliah. Sebelum menginjakkan kaki di Purwokerto ini, aku pernah berdoa agar di perantauan nanti, aku diberikan teman yang baik, sehingga aku bisa menjadi baik pula. Begitulah, kemudian Allah mempertemukanku dengan Fitri. Ia seorang akhwat anggun nan tangguh. Ia tidak segan menegurku jika aku salah. Aku sangat senang apabila ia menasehatiku. Memang tidak enak sih, tapi hati kecilku selalu membenarkan nasihatnya. Maka, tak ada alasanku menolak nasihat itu. “Oleh-olehnya ya Git!” Katanya setelah aku pamit, “Insya Allah. Assalamu’alaikum…” Balasku sambil melaju.

***

Aku pulang membawa misi tentu saja, mengenai lebih baik dan lebih lebih lainnya. Usai Shalat subuh, aku mengerjakan semua pekerjaan rumah, mulai dari mencuci piring, menyapu, mengepel, dan menyiapkan minum teh orang serumah. Kecuali mencuci baju yang memang dikerjakan orang luar. Ibu yang keluar kamar sambil mengantuk berkata, “Baru pulang ke rumah kan capek nak?”

“Gak papa Bu, mumpung aku di rumah.” Kataku. Hal itu kulakukan setiap hari, memang melelahkan. Ketika aku mulai capek, aku selalu membisikkan kepada diriku sendiri salah satu judul materi mentoring dulu “Birrul walidaini!”

Siang hari, aku duduk-duduk di depan tivi bersama Ibu. Mengobrol tentang kuliah dan kegiatan-kegiatanku. Aku ingat, Mba Hanin pernah berpesan agar kita lebih terbuka kepada orang tua tentang kegiatan kita. Tujuannya adalah agar orang tua tahu, kita tidak melakukan kegiatan aneh atau menyimpang. “Oh, terus kamu ngajinya di mana? Kerudungnya panjang-panjang juga kayak kamu ya? Alirannya apa?” Sampai juga pada pertanyaan itu.

“Tempatnya gantian Bu, di tempat Thea, Ati, atau rumah Mba Hanin. Kadang semua kelompok digabung jadi rame, seneng deh Bu. Gak ada aliran-aliran Bu, kita sama kok, ngajinya Al-Qur’an dan Hadits.” Aku menambahkan penekanan pada jawaban terakhirku.

“Eh, tau gak? Ternyata pake kerudung yang bener tuh kayak kamu kata Bu Wasilah.” Kata Ibu sambil malu-malu.

“Bu Wasilah siapa?”

“Itu, guru ngaji di mushalla. Kan ibu sekarang ngaji bareng ibu-ibu lain.”

“Jadi, Ibu ngijinin aku pake kerudung kayak gini dong?” Tanyaku.

“Yang biasa ajalah.” Ibu tidak mau kalah. Aku cuma tersenyum.

***

Aku sudah dimutasi dari Purwokerto karena memang studiku telah usai. Entah yang keberapa kali halaqah berjalan, kali ini giliran rumahku menjadi tempat berkumpul majelis kami. Aku memilihkan tempat di lantai atas. Tempat yang tenang dan nyaman. Ibu menerima mereka dengan ramah.

Halaqah kami dimulai ba’da Zhuhur dan berakhir menjelang Maghrib. Setelah semua kawanku pergi, Ibu tiba-tiba mendekat ke arahku, ”Ibu juga ikutan denger tadi lho Git.” Kata Ibu sambil tertawa kecil, aku lumayan terkejut. Oh, Ibu tadi memata-matai kami (dalam artian baik).

“Teh Eka pinter ya… Materinya bagus dan gak aneh-aneh.” Tambah Ibu

“Ya enggak aneh-aneh Bu.” Aku berkomentar sambil membantu membereskan tikar.

“Ibu gak perlu khawatir lagi deh. Besok-besok ngajinya di sini lagi aja Git. Biar didoain rumahnya dan berkah.” Kata Ibu dengan tulus.

by, dakwatuna.com

Kamis, 29 Maret 2012

Manfaat Tertawa Bagi Kesehatan

Setiap orang pasti akan tertawa beberapa kali setiap hari. Mendengarkan lelucon, menonton film komedi atau membaca cerita lucu dengan mudah membuat kita tertawa.
Tertawa ternyata tak hanya mengungkapkan perasaan bahagia, namun juga membuat tubuh menjadi lebih sehat. Berikut ini beberapa manfaat dari tertawa yang bisa Anda rasakan bagi kesehatan.

1. Tertawa membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan jumlah antibodi yang memproduksi sel T. Sel-sel ini membantu tubuh melawan virus dan tumor.

2. Tertawa membantu penderita hipertensi karena dapat menurunkan tekanan darah. Tertawa juga mengurangi kadar hormon kartisol yang menghalangi proses penyembuhan penyakit dan juga membantu menstabilkan tingkat gula darah.

3. Tertawa merangsang perubahan zat kimia dalam otak yang membantu menahan tubuh terhadap efek kumulatif dari stres.

4. Tertawa membantu membakar kalori. Menurut penelitian, tertawa 10-15 menit setiap hari dapat membakar kalori hingga 40 kalori. Tertawa juga meningkatkan denyut jantung dan mempercepat metabolisme yang memengaruhi berat badan.

5. Tertawa merangsang otak untuk memproduksi hormon endorfin, yang membantu menaikkan suasana hati seseorang dan membuat perasaan bahagia.

6. Tertawa membantu mengurangi peradangan di seluruh tubuh, sehingga baik bagi kesehatan jantung, otak dan peredaran darah.

7. Tertawa menjadi 'pijat' bagi organ internal karena efeknya mirip dengan melakukan olahraga.

8. Tertawa juga memberikan latihan ringan untuk jantung, paru-paru, diagfragma dan bahkan otot-otot perut.9. Tertawa membantu melepaskan ketegangan di otot-otot wajah, leher, bahu dan perut, dimana semua bagian tubuh ini sering mengalami ketegangan akibat rutinitas sehari-hari.

10. Tertawa itu menular. Orang yang tertawa atau melucu dengan membuat lelucon akan mengundang tawa sehingga meningkatkan semangat dan menciptakan energi positif bagi orang-orang sekitarnya.

by, yahoo.indonesia

Rabu, 28 Maret 2012

Bijak dan Bahagia meski Menua

Menjadi tua adalah kepastian, namun tampil awet muda adalah pilihan dan bisa diusahakan. Benarkah?…, begitulah tuntutan kehidupan yang makin modern ini, banyak orang-orang berlomba untuk bisa tampil awet muda, dari usaha yang ‘ecek-ecek’ alias abal-abal bin bau mistis sampai yang menggunakan teknologi super canggih berharga jutaan. Yang perlu di garis bawahi dari proses penuaan itu sendiri sebenarnya adalah apa-apa yang terjadi di dalamnya. Sehingga ketika kita tahu awal mula terjadinya bisa menyiasati apa yang seharusnya kita lakukan. So tidak usah membabi buta berusaha menghentikannya, yang tentunya mengundang resiko tertentu yang justru membahayakan diri kita.

Penuaan atau sering istilah kerennya Aging (makanya ada cream anti agingJ) adalah akumulasi semua perubahan yang terjadi dengan berlalunya waktu. Perubahan ini berkaitan dengan meningkatnya kerentanan tubuh terhadap penyakit dan berakhir dengan kematian. Penuaan merupakan kemunduran mutu sel, karena sel yang seharusnya sudah pensiun tidak segera digantikan oleh sel baru yang lebih segar.

Kapan penuaan dimulai? Di usia 30an atau orang jawa 32 tahun (4 windu) proses penuaan mulai berawal. Keadaan ini di tandai dengan proporsi sel tua (kemudian mati) lebih banyak daripada sel muda (untuk tumbuh). Dengan semakin banyak sel menua dan mati maka tubuh tidak mampu lagi beradaptasi memenuhi kebutuhan proses fisiologis sehingga fungsi tubuh menurun.

Orang yang usianya sudah tua fungsi tubuhnya menurun. Pola dan urutan proses penuaan selalu sama tapi kecepatan menua melalui perubahan yang terjadi berbeda antar individu. Mengapa terjadi demikian? Karena ada faktor-faktor yang berpengaruh, langsung seperti lingkungan, pola makan, gaya hidup, dan gen.

Banyak teori yang menguraikan tentang penuaan di antaranya teori erosi, teori mutasi DNA, teori imunitas/kekebalan, teori hasil sisa/waste product, teori ikatan silang dan teori radikal bebas. Namun pada pembahasan kali ini akan lebih pada teori radikal bebas dan teori imunitas

a. Teori Radikal Bebas

Radikal bebas adalah senyawa/molekul yang memiliki electron yang belum berpasangan (hasil pemotongan rantai) sehingga lebih reaktif dalam mencari pasangan/mengikat electron. Dalam hal ini radikal bebas berpotensi merusak atau mengoksidasi berbagai zat dan sel (lipida, membrane sel, protein, DNA dll). Kerusakan oleh radikal bebas dalam tubuh dapat memicu timbulnya penyakit degenerative seperti jantung, kardiovaskuler, penglihatan (katarak), dll.

Berkaitan dengan proses penuaan radikal memegang peranan penting, dimana dalam kondisi penumpukan radikal bebas maka akan semakin memacu terjadinya penuaan. Radikal bebas juga termasuk salah satu penyebab kerusakan sel, selain karena kerusakan sel yang tidak diimbangi dengan asupan antioksidan yang mencukupi, penuaan sel juga disebabkan program genetis yang berlangsung secara alami. Secara alami, se-sel dalam tubuh kita mengalami kecepatan kerusakan 10% per tahun, sedangkan kecepatan perbaikannya hanya 9%. Dengan demikian, setiap tahun tubuh kita mengalami penurunan fisiologis 1% pertahun.

Dalam hal ini penumpukan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel bisa diperkuat oleh faktor-faktor berikut:
Konsumsi lemak jenuh berlebihan
Jumlah paparan terhadap infeksi(sering sakit-sakitan dsb)
Toksin, asap kendaraan bermotor, asap rokok/merokok

Namun jangan khawatir karena selain mempunyai faktor penguat juga mempunyai penghambat kerusakan sel sehingga bisa memperlambat penuaan di antaranya adalah dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan, vitamin C, Karotenoid, Vitamin E, dan mineral selenium(Se). Selain mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat-zat di atas ternyata penumpukan radikal bebas dapat dihindari dengan mengurangi makanan gorengan. Kontak minyak goring dengan logam panas alat penggorengan akan merusak sifat lemak dalam minyak goreng. Akibatnya, lemak jenuh atau tak jenuh dalam minyak goreng berubah menjadi lemak trans yang bersifat arterosklerotik (merangsang terjadinya penyempitan pembuluh darah) dan karsinogenik (memicu kanker).

b. Teori Imunitas

Teori ini menyatakan bahwa kapasitas fungsional dari sistem kekebalan menurun dengan bertambahnya umur. Dengan demikian berarti terjadi penurunan fungsi kelenjar timus dan kerusakan sel-sel stem. Sehingga dengan adanya peristiwa tersebut akan menyebabkan meningkatnya infeksi, penyakit-penyakit akibat atau berkaitan dengan kekebalan, dan bahkan kanker. Namun demikian fungsi kekebalan tubuh dapat dipertahankan dengan olahraga, konsumsi makanan sumber vitamin A, piridoksin, ribovlavin, hindari asap rokok, asap pembakaran yang ain (motor, mobil, sampah, dll). Yang perlu digaris bawahi bahwa peran positif zat-zat gizi tersebut bila ada dalam makanan sehari-hari (alami) bukan (zat terisolasi) suplemen.

Demikian cerita singkat tentang proses penuaan, sesuatu yang pelan namun pasti terjadi. Sebagai manusia makhluk yang diberikan potensi lebih disbanding makhluk Allah yang lain seharusnya lebih bijak dalam menghadapi peristiwa ini. Potensi-potensi tersebut seperti ruh jasad, dan akal harus diberi makanan yang seimbang sesuai kebutuhannya. Ruh butuh makan yaitu ibadah shalat, puasa, dzikir dan ibadah-ibadah lain kepada Allah. Jasad butuh makanan bergizi seimbang, halal dan baik. jasad juga butuh olahraga, istirahat dan aktivitas fisik lainnya. Serta akal butuh ilmu pengetahuan agar tumbuh normal. Ketiganya harus proporsional dalam memberi makanan tidak ada yang boleh berlebihan di salah satu sisinya. Sehingga ketiga unsur potensi tersebut dapat tumbuh sehat dan mendatangkan manfaat serta barokah.

Cepat atau lambat tubuh ini pasti rusak namun akan lebih baik jika rusaknya tubuh kita, waktu-waktu yang kita lalui untuk beribadah, mengabdi sebagai khalifah fil ardh, dan aktivitas-aktivitas kebaikan lainnya.

Hidup di dunia ada awal dan ada akhir, hidup bukan sekedar pemenuhan kesenangan belaka, tapi bagaimana kualitas berbagi saat suka dan duka. Di situlah akan kita tahu makna arti hidup ini, layakkah kita tinggal atau meninggalkannya…

“Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr 1-3)

Wallahua’lam bishawwab…

 by, dakwatuna.com

Senin, 26 Maret 2012

Disaat Aku Tua

“Di saat aku tua, bukan lagi diriku yang dulu Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku Di saat aku menumpahkan kuah sayuran di bajuku, Disaat aku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu Ingatlah saat-saat bagaimana aku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya Di saat aku dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu Bersabarlah mendengarkanku Jangan memotong ucapanku Di masa kecilmu Aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang aku ceritakan ribuan kali Hingga dirimu terbuai di alam mimpi Di saat aku kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern Janganlah menertawaiku Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab setiap "mengapa" yang kau ajukan di saat itu Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku Bagaikan di masa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya Sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku Asalkan kau berada di sisiku untuk mendengarkanku Aku telah bahagia Di saat engkau melihat aku menua Janganlah bersedih Maklumilah diriku Dukunglah aku Bagaikan aku terhadapmu di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan Dulu aku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini Kini temanilah aku hingga akhir jalan hidup ini Berilah aku cinta kasih dan kesabaranmu Aku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur Di dalam senyumku ini tertanam kasihku yang tak terhingga padamu” Note: Saudara-saudaraku, mungkin ungkapan-ungkapan itu memenuhi ruang jiwa ayah dan ibu kita ketika waktu menggilas usia mereka, tapi mungkin semua itu tidak mereka utarakan dalam kata-kata. Alqur’an telah mengingatkan kita tentang besarnya kasih sayang orang tua kepada kita terutama ibu” حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا “Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan”(QS.Al-Ahqaf: 15) Alqur’an juga telah mengajarkan kita untuk berbakti kepada orangtua وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا (23) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (24) “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS. Al-Isra: 23-24) Semoga note sederhana ini bisa menjadi renungan buat kita semua untuk selalu mencintai kedua orangtua kita bagaimanapun keadaan mereka. semoga bermanfaat, wallahu'alam bishshowab...

by, mutiara dari timur

Minggu, 25 Maret 2012

Ketika Uang Hanya Mampir

“Bang, pinjam uang donk.” Rengek Fath pada abangnya, Fathir.
Abangnya yang memang saat itu sedang menghitung uang gajinya, seketika terkejut.
“Hah? Pinjam uang? Yang benar saja Fath. Kamu kan baru kemarin juga terima gaji. Masa hari ini mau pinjam uang.” Jawab Fathir dengan beragam tanya terlontar.
“Hehehe. Maaf bang, kemarin Fath khilaf. Pulang kerja langsung pergi ke Mall sama teman-teman. Makan-makan, nonton terus belanja. Tidak sadar ternyata uang gaji Fath tinggal separuh. Dan Fath belum membayar cicilan motor bulan ini.” Fath memberikan penjelasan dengan rasa bersalah.
“Hhmm… “Fathir geleng-geleng kepala mendengar penuturan adiknya.
Selama ini, memang adik kembarannya adalah sosok yang gampang berbaur di tempat kerjanya. Tapi jeleknya, Fath tidak pernah bisa menolak ajakan kawan-kawannya untuk pergi ke sana sini yang ia tahu membutuhkan uang banyak. Sedangkan kini, Fath baru dua bulan bekerja. “Tidak enak bang, menolak ajakan kawan” Begitu alasan Fath, tiap kali Fathir memberikan nasihat untuk mengurangi tindakan borosnya.

*****
Di tempat lain.
“Pak, yuk kita makan steak yang terkenal enak itu.” Ajak Pak Angga pada rekan kerjanya Pak Sapto.
“Sebentar ya saya mau ke dalam dulu.” Sahut Pak Sapto bergegas ke ruang kerja untuk mengambil sesuatu.
“Yuk, Pak Angga.” Sejurus kemudian Pak Sapto muncul di ikuti oleh Pak Angga yang sudah siap dengan kunci motor di tangannya.
Nahla yang melihat kejadian itu hanya bisa mengelus dada. Hari itu adalah hari gajian karyawan di perusahaan tempat Nahla bekerja. Belum satu jam Nahla membagikan uang gaji dan seperti biasa, hari gajian di ibaratkan seperti hari mendadak kaya sedunia. Ingin ini, ingin itu seolah semua ingin di beli. Yang Nahla tidak habis mengerti, uang yang tidak seberapa itu sangat tidak betah berada di tangan pemiliknya. Ada saja keinginan yang membuat uang itu lenyap seketika.
Menginjak minggu kedua atau ketiga, keluhan datang bergiliran memenuhi ruang kantor. Keluhan mengenai uang yang habis, padahal tanggal gajian masih jauh. Dan kemudian Nahla juga yang sering “di todong” untuk meminjamkan uang kas perusahaan.

*****
Mungkin cerita di atas bisa jadi refleksi saya pribadi atau kawan-kawan lainnya. Yang bekerja dan mengandalkan uang gajian guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak ada yang salah jika kita menggunakannya secara bijak, memposkan uang sesuai kebutuhan. Bukan seperti orang yang berpuasa lalu kalap melihat makanan banyak di depan mata tatkala azan Maghrib berkumandang.
Masa kita sebagai pegawai masih ada sebulan ke depan untuk mendapatkan kembali hak kita berupa gaji. Bukan waktu sebentar ketika uang yang ada di kantong semakin menipis sedang kebutuhan untuk biaya sehari-hari tidak bisa di tunda. Akibatnya utang menjadi pilihan.
Baiknya kita terlebih saya, tetap menjadi pribadi yang sedang-sedang saja. Bukan yang mendadak menjadi “kaya raya” pada saat gajian, kemudian beberapa hari saja mendadak menjadi “miskin” karena tidak ada uang. Sedang-sedang saja. Mengendalikan nafsu pada saat ada atau tidak adanya uang. Menggunakan uang secara bijak sesuai kebutuhan bukan keinginan. Karena bukan terlihat dari jumlah besar uang yang membuat seseorang pantas di berikan predikat “kaya” tetapi dari seseorang mampu bersikap sederhana, merasa cukup dan bersyukur. Hidup sederhana tanpa utang jauh lebih menenangkan di banding memiliki segalanya tetapi utang di mana-mana. Karena lebih baik menabung untuk kebutuhan yang terduga atau untuk kehidupan di masa depan (akhirat) di banding menabung di pusat perbelanjaan, rumah makan dan lainnya. Sesekali mungkin tidak apa tapi bukan menjadi suatu rutinitas yang dapat menghabiskan uang secara sia-sia.


Allahua’lam.


By, dakwatuna.com

Sabtu, 24 Maret 2012

Cara Menambah Kotak Komentar Face Book di Blog

Kunjungi Pengembang Facebook, kemudian silahkan membuat aplikasinya. Di situ kita akan di minta untuk mengisi form yang di sediakan. Untuk URL to comment on isikan dengan URL blog sobat. Sedangkan untuk Number of posts itu adalah jumlah komentar yang akan muncul, silahkan atur sesuai kebutuhan. Untuk Width adalah lebar kotak komentar, silahkan sesuaikan dengan template sobat.



Setelah semuanya sudah di atur sesuai kebutuhan, tekan Get code maka akan muncul kode yang siap di pasang di blog.

Sekarang langkah pemasangan pada blog kita.

1. Login ke akun blog sobat.
2. Pilih rancangan lalu edit HTML
3. Expand Template Widget
4. Download full template untuk menghindari adanya kesalahan.
5. Cari kode <data:post.body/>
6. Jika sudah menggunakan read more, nanti ada dua <data:post.body/>, pilih kode yang kedua.
7. Setelah itu pasang kode comment facebook tadi di Bawah <data:post.body/>
8. Agar comment facebook tidak muncul di home page dan hanya muncul di dalam postingan, tambahkan seperti kode di bawah.

<b:if cond='data:blog.pageType == &quot;item&quot;'>
LETAKKAN KODE COMMENT FACEBOOK DISINI</b:if>

8. Save template

Semoga bermanfaat.

by. blogerbiasa.blogspot.com

Cara Update Status Facebook Otomatis

Setelah saya membaca sebuah postingan sesuai judul diatas, alhamdulillah sangat bermanfaat, jadi bagi teman2 yang kepengen langsung menuju situsnya aja ya,,,
ALKHOIROT.NET

Cara Membuat Face Book Send Button & Like Button

Setelah 1 atau 2 minggu lalu, saya sempat mengajak anda untuk mengintegrasikan blog anda dengan Facebook Inside, kali ini saya ingin mengajak anda untuk membuat sebuah tools baru bernama "Facebook Send Button". Apa itu "Facebook Send Button"? Facebook Send Button merupakan tools yang sengaja dibuat oleh Facebook untuk diintegrasikan dengan blog kita, dimana jika seseorang menyukai postingan kita, orang tersebut dapat membagikan postingan tersebut secara langsung jika ia sedang dalam keadaan LogIn di akun Facebooknya. Dan yang menarik dari Tools baru ini adalah, Send Button bersifat agak pribadi, Eum saya kurang tau sekarang Facebook itu modelnya kaya apa karena saya udah lama banget gak pernah berurusan sama Akun Facebook, tapi klo di Google+ bisa saya katakan fitur Send Button ini hampir sama kaya klo kita pengen share sebuah post hanya dicircle atau bahkan hanya kepada seseorang yang kita inginkan dimana orang lain tidak dapat melihatnya. Gimana? Cukup menarik bukan? dan jika tertarik anda dapat mengikuti panduan yang akan saya jelaskan dibawah ini:

1. Login ke Akun Blogger anda masing-masing

2. Klik Design atau Rancangan, kemudian pilih edit html

3. Centang Expand Widget Template (saya anjurkan download dahulu template anda)

4. Jika anda ingin meletakkan Facebook Send Button ini dibagian atas postingan, silahkan cari Kode berikut ini

<div class='post-header-line-1'/>

5. Klo udah silahkan Copy Script dibawah ini dan letakkan setelah atau dibawah kode tersebut

<script src='http://connect.facebook.net/en_US/all.js#xfbml=1' type='text/javascript'/><fb:like colorscheme='light' action='like' layout='standard' expr:href='data:post.url' font='' send='true' show_faces='false' width='450'/>

Klik Pratinjau,, lalu Simpan

by. dj-note.blogspot.com

Dialog Uang Dalam kotak amal

“Asyik… Asyik… aku masuk ke dalam kotak amal.” Goci berteriak senang.
Ia pun langsung berbaur dengan uang-uang lainnya, ada si Sebi (seribu), si Gopi (lima ratus), si Sepu (Sepuluh ribu), si Dopu (dua puluh ribu), si Limbu (lima puluh ribu) dan si Sertu (seratus ribu).
“Hai kawan-kawan. Senangnya bertemu dengan kalian di sini. Semoga kita bisa menjadi saksi dari orang-orang yang menaruh kita ke dalam kotak amal ini.” Goci menyapa semua uang di dalam kotak amal bening itu.
Semua uang tersenyum menyambut kedatangan si Goci.
Kotak amal bening yang berada di Masjid Akbar, senantiasa menjadi pemandangan umum para jamaah yang hilir mudik hendak melaksanakan shalat. Keberadaannya di depan pintu masjid sangat strategis, tidak jarang orang-orang dengan senangnya “menitipkan” uangnya ke dalam kotak amal. Tapi ada juga yang enggan atau pura-pura tidak melihat bahwa di depannya ada kotak amal.
Dan hari ini adalah hari bersejarah bagi Goci. Bukan karena nilainya yang termasuk besar yang ada di dalam kotak amal. Tapi karena si pemilik Goci sebelumnya yang ia tahu bukanlah orang yang tergolong mampu. Hanya si bapak tukang sapu jalanan. Goci sempat melirik wajah bapak itu sebelum memasukkan Goci ke dalam kotak amal. Tersirat keikhlasan dalam wajah lugunya. Goci sempat mendengar gumaman bapak itu, “Ya Allah, terimalah sedekahku untuk rumah-Mu, semoga uang ini bisa bermanfaat.”
Sebelum berada di kotak amal dan milik si bapak tukang sapu jalanan, Goci adalah milik orang kaya yang memberikan Goci pada bapak tukang sapu jalanan. Sebagai imbalan karena telah membantu menyapu halaman rumahnya, alasan orang kaya itu memberi.
Dan kejadian itu belum berlangsung lama. Hanya sekitar dua puluh menit sebelum Goci di masukkan ke dalam kotak amal, beberapa saat sebelum azan Ashar berkumandang. Tapi bapak tukang sapu jalanan itu merasa bahwa uang yang di dapat hari ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya bersama istri dan keempat anaknya yang masih kecil, maka Goci pun langsung berpindah ke kotak amal.
Goci amat terharu. Ia bisa menjadi tabungan kebaikan bagi bapak tukang sapu jalanan. Nilai yang biasanya hanya di berikan dari kantong orang-orang kaya. Tapi kali ini bukan orang kaya yang memasukkan Goci ke kotak amal, hanya orang biasa. Yang mungkin karena ketulusannya bisa menjadi istimewa di hadapan Allah.
Goci ingat. Ketika pemiliknya masih orang kaya, ia berada di dompet pemiliknya dalam waktu lama. Justru yang sering keluar dari dompet adalah si Limbu dan si Sertu. Itupun yang Goci tahu, kawannya itu meninggalkan dompet pemiliknya tatkala Goci dan kawan-kawan berada di pusat perbelanjaan mewah.
Pernah suatu kali, pemiliknya itu pergi ke Masjid Akbar. Saat itu, ia hendak melaksanakan shalat Zhuhur sehabis makan siang. Seusai shalat ia melirik ada kotak amal bening. Sempat berfikir lama, akhirnya ia merogoh kantong dan menemukan si Sebi. Dan masuklah si Sebi ke kotak amal itu sebagai penghuni.
Meski Goci dan Sebi pernah di miliki oleh orang yang sama sebelumnya, tapi mereka belum pernah berjumpa. Mereka sadar bahwa mereka pernah di miliki oleh orang yang sama justru ketika mereka berjumpa dalam kotak amal, saat mereka berbagi cerita.
“Mungkin karena aku hanya berada di kantong celana sedangkan kau di dompet, jadinya kita tidak pernah bertemu.” Sebi memberikan penjelasan kepada Goci.
“Alhamdulillah kita bertemu di sini ya Sebi. Padahal aku berharap yang memasukkanku ke dalam kotak amal adalah orang kaya itu.” Goci pun menerawang.
“Tidak apa Goci, justru kamu akan menjadi lebih bernilai nanti di akhirat. Karena jumlahmu yang termasuk besar bagi bapak tukang sapu jalanan, tapi tidak menghalanginya untuk memberi yang terbaik untuk agamanya….” Si Limbu dengan bijak menghibur Goci.
“… Karena setahuku, jika yang memberikanmu adalah orang kaya itu akan berbeda nilai dalam pandangan Allah.” Limbu menambahkan.
“Loh, emang kenapa? Bukankah Allah hanya melihat keikhlasan hambaNya dalam memberi?” Tanya Gopi penasaran.
“Memang benar, keikhlasan adalah yang utama. Tapi di samping itu bagi orang kaya, Goci mungkin tidak seberapa berharga dan orang kaya itu pasti punya banyak uang senilai Goci bahkan yang nilainya jauh lebih besar. Tapi bagi yang tidak mampu, mungkin Goci bisa jarang ia temui. Atau bahkan jika punya pun pasti sangat berharga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.” Ujar Limbu.
“…. Makanya Allah menilai usaha orang yang tidak mampu, lebih besar ketika beramal dengan jumlah yang sama dengan apa yang di berikan oleh orang kaya. Karena alasan tersebut.” Sertu menambahkan penjelasan dari Limbu.
“Benar… benar… benar.” Dopi dan Gopi tersenyum.
“Iya kawan-kawan. Mungkin jumlahku termasuk kecil bagi orang kaya, tapi ternyata tidak semua orang kaya mau memasukkanku ke dalam sini.” Goci terlihat senang.
“Siapapun yang memasukkan kita ke dalam kotak amal ini, semoga hanya dilandasi keikhlasan karena Allah, bukan karena ingin di lihat atau terpaksa.” Kata Sebi.
“Aamiin.” Uang itu serempak berucap.
Dan di sore nan sejuk itu, angin mengiringi langkah si bapak tukang sapu jalanan menyisir setiap jalan di ibu kota dan membersihkannya dari sampah-sampah. Dan uang-uang di kotak amal itu melantunkan doa terbaiknya untuk si bapak.
“Secara fisik bapak itu terlihat miskin, namun hatinya sangat kaya. Ia adalah orang kaya sesungguhnya.” Goci berucap lirih.
Rasulullah saw bersabda, “Satu dirham bisa mengalahkan seratus ribu dirham. Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin satu dirham bisa mengalahkan seratus ribu dirham?” Beliau menjawab, “Ada seseorang yang memiliki dua dirham, lalu mengambil salah satu darinya dan menyedekahkannya. Yang lain, memiliki banyak harta, lalu mengambil darinya seratus ribu dirham saja.” (HR. Ahmad)

dakwatuna.com

Kamis, 22 Maret 2012

TKIT Al-Amin Kuala Kapuas

Yayasan Islam Al-Amin Kapuas terus berbenah untuk menjadikan Yayasan ini menjadi lebih baik lagi. Tangal 15 Juni 2011, melalui Notaris Khantsafikni, SH, MH Yayasan Islam Al-Amin Kapuas telah merevisi legalitas Yayasan untuk menyesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan, maka Yayasan Islam Al-Amin Kapuas merevisi Akta Notaris Yayasan yang asalnya No. 07 Tanggal 08 Februari 1996 menjadi No. 10 Tanggal 15 Juni 2011 dan sekaligus mendaftarkannya di Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk mendapatkan pengesahan. Dan pada tanggal 26 Agustus 2011 Yayasan Islam Al-Amin Kapuas telah mendapatkan Pengesahan Akta Pendirian dari Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor : AHU-5898.AH.01.04.Tahun 2011 dan dengan Resmi juga nama Yayasan menjadi YAYASAN ISLAM AL-AMIN KAPUAS yang sebelumnya hanya YAYASAN ISLAM AL-AMIN saja. Semoga dengan perubahan nama, Akta Notaris dan disahkannya oleh Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menjadikan Yayasan ini menjadi lebih baik dan lebih maju lagi di masa yang akan datang. amin..

Rabu, 21 Maret 2012

Kata Bijak Mutiara Bergambar

Kata-kata bijak yang disertai dengan gambar sudah langsung dijadikan JPG ini pas banget buat kamu pesbuker yang doyan ama statusnya yang bijak2 gitu,, ok.. tinggal copas aja,, monggo..